Pulau Bidadari, di Utara Jakarta ini menyimpan banyak cerita tentang masa lalu. Latar belakang aspek historis yang sangat banyak untuk bisa diungkapkan. Cerita yang dimulai dari sebuah pulau menyeramkan pada masa VOC di abad 18 yang bernama ”Pulau Sakit”, tempat pengucilan terpencil bagi orang sakit. Kemudian fungsi pulau oleh VOC dinaikkan derajatnya, sebagai gudang logistik bagi rempah-rempah sebelum masuk ke Batavia. Saking pentingnya peran pulau ini, menjadi ajang rebutan antara kekuatan VOC Belanda dengan Armada Kerajaan Inggris. Perang berkepanjangan di awal abad ke 18 antar armada tempur Belanda dengan Armada Inggris yang memperebutkan ”Rempah” menyebabkan pulau yang memiliki benteng tempur ”Mortella” dan juga ditambah dampak letusan Gunung Krakatau (1883) menjadikan benteng Mortella menjadi semakin porak-poranda.
Kata Kunci:
- BATAVIA
- REMPAH-REMPAH
- PULAU & LAUT
- RERUNTUHAN BENTENG MORTELLA
Keempat kata kunci tersebut menjadi landasan filosofis dalam membangun desain logo. Desain logo lebih merepresentasikan Pulau Bidadari sebagai moda wisata sejarah. Aspek Batavia direpresentasikan dengan wanita yang berwujud wajah Ondel-ondel dengan siger bermotifkan rempah-rempah.
Logo juga menampilkan wujud visual pulau dan laut dengan latar belakang reruntuhan Benteng Mortella dengan memakai warna aslinya, Terracotta, tentunya dengan ciri khas dengan banyaknya lubang-lubang jendela berbentuk bujur-sangkar yang ada di sekeliling benteng. Keunikan pada logo ini, lubang-lubang bujur-sangkar menjadi insipirasi dalam membentuk kata Pulau Bidadari pada desain logo.
Secara keseluruhan, desain logo menggambarkan sebuah pulau yang memiliki nilai jual wisata dengan cerita historis yang dimilikinya. Seolah pada logo ini terlihat ”Welcome Gate” berbentuk bando setengah lingkaran bergambar wajah wanita yang berpenampilan Budaya Ondel-ondel yang bisa juga diartikan wanita berparas cantik. merepresentasika Bidadari seperti nama pulau ini.
Uploaded 18 April 2019