Please Enable Javascript for Optimal Feature Usage Then Refresh This Page

LELAKON, "URIP IKI MUNG SADERMA NGLAKONI"

Branding, Editorial Design, Print Design

1734 0 0

LELAKON, "URIP IKI MUNG SADERMA NGLAKONI"

Branding, Editorial Design, Print Design


Lelakon, "urip iki mung saderma nglakoni" by irawan ardiansyah (irawanardy),branding,desain editorial,desain percetakan
Di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, di kawasan wisata pegunungan yang sejuk di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Kami mengubah sebuah eksotika etnik yang unik di atas lahan seluas 3000 meter persegi. Kami memadukan antara yang tradisional dan yang kontemporer, antara yang kultural dan yang natural, antara kerasnya bebatuan dan lembutnya hembusan angin, antara kicauan burung, gemericik air dan gemerisik lirih dedaunan.
Lelakon, "urip iki mung saderma nglakoni" by irawan ardiansyah (irawanardy),branding,desain editorial,desain percetakan
Ya, di sinilah kami membangun dan menghidupi pondok kami, pondok bernuansa desa yang kami namakan de’desa. Sebuah tempat tetirah di mana orang bisa refreshing, melepas penat dari kesibukan sehari-hari, beristirahat bersama teman atau handai taulan. Tempat yang juga bisa untuk mencari inspirasi, merenung atau kontemplasi, bahkan memuaskan hobi olah seni.
Lelakon, "urip iki mung saderma nglakoni" by irawan ardiansyah (irawanardy),branding,desain editorial,desain percetakan
Jika orang Jawa bilang: “urip iki mung saderma nglakoni” (hidup ini hanya sekedar menjalani), sepertinya ada benarnya. Ketika menginjak bumi Pacet, seperti ada energi yang “menjangkarkan” hati.
Lelakon, "urip iki mung saderma nglakoni" by irawan ardiansyah (irawanardy),branding,desain editorial,desain percetakan
De’desa bermula dari kecintaanku pada karya yang berawal dari guna dan rasa kecintaanku pada alam dengan segala isinya kecintaanku pada ciptaan dari Sang Maha Pencipta de’desa hadir menggugah rasa bagaikan rumput rambat tanpa media hari ini dan seterusnya tak kan ada akhirnya (Hari Sunarko)
You've liked some projects from this user.

VISITOR COMMENTS
Please log in to post visitor message..
 
PROJECT BY

ABOUT THE PROJECT
Cengkerama Masa Lalu

ini bukan sebuah wah-wahan……
ini bukan sebuah pamer keberhasilan atau bahkan kekayaan
ini bukan sebuah kesombongan yang direndahkan....
tetapi...
ini sebuah keterkabulan doa seorang ibu
ini karena sebuah cerita keluarga sore hari menjelang magrib di beranda rumah sempit sekitar tahun 1980an……
sebuah kebiasaan setelah mandi sore duduk bercengkerama ceria bersama bapak-ibu (mbahkung-mbah putri) kala aku remaja
sebuah angan kecil bawah sadar ataukah sebuah gurauan nakal karena godaan ibu dengan pertanyaan biasa…..: “polahmu koyo ngene senenganmu kluyuran neng sawah… gek kowe mbesuk pingin dadi opo….?”

karena hanya sebuah jawaban sekenanya atau ya gurauan tadi…
yang bukan cita-cita……….aku jawab: “nggih pokoke dadi…”…. dibumbui canda ibu, mas dan adik lebih menjawab pingin jadi dokter……ujung jawabanku dengan tetap canda sekenanya…..……..”dadi tukang gambar….terus duwe omah cilik sawahe ombo takpageri kali”.....
dengan cintanya ibu menepuk-nepuk punggungku juga mas dan adik sambil tertawa kecil khas orang desa…….

karena ketulus-ikhlasan ibu mengamini jawaban anak-anaknya pada ujung cengkerama menjelang maghrib……………

Uploaded 20 December 2016

TAGS

STATISTICS
1734 views
0 likes
0 comments