Karena sejarah hanya milik para pemenang, sementara kemenangan tidak selalu menjadi milik mereka yang benar, bagaimana jika kita selama ini telah dibesarkan dengan kebanggaan semu berbasis loyalitas salah tuju? Akankah umpat-kutuk menjadi maaf yang diucapkan sambil terbatuk atau tetap menjadi harga dari sebuah gengsi hasil kreasi taji? - Stranded and Deformed; The Ballad of Utopians. Mix media | 2016

Cara mendapatkan kabar baik adalah dengan memastikan bisa mengatasi segala bentuk kabar buruk, sejatinya. Tapi, bagaimana jika pada kenyataannya setiap kabar kerap bisa direkayasa sedemikian rupa sehingga baik dan buruk menjadi saru, seru diombang-ambingkan relatifitas terpadu? - The Prophet's Dead Roulette. Mix media | 2016

Kita berkumpul dengan pikiran, serentak menentukan pilihan. Dengannya kita tentukan, siapa berhak pimpin jalanan. Bervisi atau sekedar berdasi, standar tokoh imajinasi. Pilih ini, pilih itu. Semuanya dibuat seru dalam dilema terpadu saru. Ada yang bisa, ada yang layak? Siapa sangka, kepala kita kini terkoyak. - Aliansi Janji. Mix media | 2013 Re-touched on 2016

Dalam setiap penciptaan, selalu ada landasan tujuan yang menjadikannya perlu, lantas diupayakan terlaksana, berhasil dan sempurna. Seperti manusia, berikut kehidupan dan dunianya. Apakah semua yang telah terjadi dan terlewati sejauh ini hanyalah kreasi neuroscience, sementara Tuhan hanyalah sekedar figur agung, berikut agama hanyalah pendukung teori akan mortalitas dan batas dari generasi lama dengan paranoia-nya? - Prematural Void I - Machina. Mix media | 2016

Kehidupan berikut dunianya tak lebih dari sekedar katalis masterpiece dari Tuhan bagi mereka yang menginginkan keabadian. Limbo adalah persimpangan, sementara surga dan neraka adalah pilihan. Abadi dalam stagnansi tak layak jadi tujuan, karena samsara bisa saja berupa kekal dalam pola bahagia. Moksha? Sekedar transisi dari lepas untuk kembali. - Prematural Void II - Angkara. Mix media | 2016

Kehidupan adalah siklus yang suatu saat akan berakhir. Kefanaan adalah kenyataan paling mendasar. Apabila kehidupan dan ujian adalah dua hal yang memberikan nilai pada semesta berikut isinya, maka semua jalan pada dasarnya sama: menuntun kembali pada ketiadaan. Setiap pilihan hanyalah pendukung, bukan manifestasi karma agung. - Prematural Void III - Niskala. Mix media | 2016

Hidup adalah ujian, padanya ada bermacam pilihan. Kita bebas putus-tentukan, karena sesal hanya selingan. Hidup adalah pilihan, padanya ada bermacam ujian. Kita bebas ingkar-jalani, hanya saja dilema itu abadi. - A Mathematical Satan and the Problematic Theory of Insanity. Mix media | 2015 Retouched | 2016

Kelak pada suatu masa, kita akan dihadapkan pada suatu ujian. Akan ada seseorang yang datang bersama kebaikan dan keburukan. Dia membawa keduanya secara beriringan, bahkan cenderung membiarkannya tercampur, sementara panas dan dingin mengiringi perjalanan. Entah kemana tujuannya, seolah kemanapun tidak masalah. Karena dia hanya ingin menyebarkan sesuatu; apa yang dibawanya kini. Dia datang sendiri, namun akan mengumpulkan orang-orang bersamanya. Kemudian, kelak mereka akan menyebar, mengisi setiap penjuru Bumi. Tidak akan ada seorangpun yang bisa mengira-ngira, memastikan kapan tepat kedatangannya. Hanya saja, kemajuan jaman kiranya berhasil meningkatkan kadar niat dalam mencari dan menafsirkan ramalan-ramalan terdahulu. Kini, bukan sesuatu yang langka jika kita menemukan peringatan-peringatan dalam berbagai media dan upaya. “Dia akan datang, dia akan datang! Tidak, dia telah datang! Dia bersama mereka yang lupa, terpedaya karena pembalikan segala. Tiada kebenaran melainkan kesalahan yang dimaklumi, tiada kesalahan melainkan kebenaran yang dipalsukan." Berkumandang dan menyebar, perlahan membentuk komunikasi yang banyak disetujui sebagai polusi. Ketakutan melebur dalam peringatan-peringatan; agar waspada dan tetap berusaha menjaga penyimpangan makna terkait jalan menuju surga. Ada yang membiarkan bahkan sampai memaknai. Bervariasi mengikuti kelasnya, baik menurut mereka yang mendamba surga maupun mereka yang merasa buat-apa-ada-paranoia-hiperbola. Hari-hari yang dijalani menjadi hari-hari yang mesti dikenalkan pada semacam ventilasi, karena kita seolah terjebak pada ruangan kokoh tanpa adanya jalan udara segar masuk. Kepala dipenuhi kutuk dalam saling, karenanya. - The Dead Sea's Wonderboy. Mix media | 2015

Tidak ada yang lebih bisa membuat tunduk selain kutuk yang menghampiri kita sementara tersiksa batuk dan kantuk. Tidak ada yang lebih bisa membuat takut selain gelombang pasang kesialan yang tidak pernah surut. Tidak ada yang bisa, tidak ada yang lebih bisa membuat kita untuk pada akhirnya menerima segala bentuk uji dan coba selain kekalahan dan kesemestian menerima penyesalan. Kita adalah bunga, adalah benci yang senantiasa bisa mekar setiap hari. Kita adalah batu, adalah kebenaran yang senantiasa dijaga bersama kerasnya kepala. Kita adalah mimpi, adalah kenyataan akan angan-angan yang selalu harus bisa terwujud tanpa kegagalan. Kita adalah... adalah mereka yang akan menghitung sendiri kenapa sebuah akhir malah begini ketimbang begitu. - The Forthcoming, The Homecoming. Mix media | 2015

To believe the future, is to accept your procedural defeat. All those visions that virtually bring an idea about utopia are just a collective of repacked lies. - The Future Failures and Complete Disbelief. Mix media | 2015

Kolom caption di sini tidak cukup untuk memuat narasi tentang karya ini. Karenanya, silakan kabari saya jika tertarik untuk mengetahui narasinya. - The Noblest Plea of Samsara. Mix media | 2015

Kehidupan ini biasa saja, hanya permainan keyakinan-kebebalan yang saling memantulkan. Perlahan atau bahkan secepat kilatan, setiap laju proyeksi hanya menciptakan reaksi ironi. Selayaknya udara yang kita hirup pada dimensi spektrum cahaya, mancawarna ini tak lebih dari mahadaya fana. Selayaknya semesta yang kerap memperdaya kita yang berlaga adidaya, tidak ada keagungan duniawi yang abadi. Kita adalah pengelana melodrama, yang pada kepalanya kehidupan diracik-hiperbolik sedemikian rupa. Kita adalah bidak bermacam ketuhanan, yang pada gerak langkahnya kaya akan cinta-benci pun kebimbangan. Mau apa? kemana? Kehidupan ini biasa saja. - Misguided. Mix media | 2014

Kurasa tak ada beda, balada seadanya maupun karya kelas dewa; yang mendogma lewat udara secepat cahaya. Lagu adalah tentang upaya menyingkap saru, tentang kepada siapa tanya semestinya terjawab makna. Tak ada deru tertuju-paku, tak ada harap selain acak menyeruak. Mencari dalam repetisi komunikasi; siapa sanggup mengerti. Inti-inti. - Intense Bolt and Constant Dream of Revolt. Mix media | 2016

Kau lihat, ini adalah jaman serba mudah. Ingin jadi ini-itu tinggal mainkan langkah. Tak perlu jauh, kumpulkan peluh. Kita racik saja tampilan, landasan cari perhatian. Komposisi sebatas pas, benar atau salah urusan lawas. Muda-mudi sejuta mimpi, siang-malam sekilas selam. Ada yang baca buku, menarikan teori saru. Ada yang dengar lagu, membanggakan selera tamu. Ada yang menulis, sana-sini tulisan manis. Ada yang menggambar, ini-itu samarkan debar. Buat apa susah, dipeluk gelisah dan amarah? Ini jaman serba mudah, mesti serba terserah supaya berhadiah. - Of an Era. Mix media | 2014

Membenci sesuatu atau seseorang itu wajar, karena dengan begitu, cinta dan kasih bisa memiliki nilai. Kamu tidak bisa selamanya mendamba kedamaian yang jelas-jelas utopis.Sejatinya, kedamaian adalah metafora ketidakseimbangan. Harmoni tidak bisa diwakilkan dengan kedamaian. Karena harmoni adalah keseimbangan antara positif dan negatif. Kita perlu hidup harmonis, bukan hidup damai. - The Day of Countless-Meaningless Amen. Mix media | 2016

You can use your own fear to make people scare or feel the same fear. You can use the idea of simplicity to reconcept your mindset of complexity. You can use your narcism to beat your problematic pessimism. You can use anything inside your head as the pandora we knew is our repetitive choices of fate. - The Trinity of Pi. Mix media | 2016

Ketika diberi penegasan akan sesuatu, terlebih hal tersebut masih bisa dijangkau dengan usaha yang dibarengi keingintahuan pribadi, biasanya teman-teman lebih memilih langsung mengamini atau mengutamakan mencari tahu kebenarannya terlebih dulu? Saya sendiri berada pada golongan yang disebut kedua. Dalam beberapa hal, saya selalu menerapkan konsep "meragu untuk menjadi lebih tahu". Salah? Nilai sendiri, terlepas dari baik tidaknya, setidaknya itu baik untuk (perkembangan pemikiran) saya. Kalian tahu gema? Gema adalah jika kita mengikuti suatu paham untuk kemudian meneruskannya dalam kesamaan vibra tanpa keinginan menyematkan "kenapa?" barang satu atau dua. . Ah ya, singkatnya saya mulai tidak ingin peduli, berapa jarak yang setiap gema populer-terkini bisa tempuh. Begitu. - The Pit for the Incomplete. Mix media | 2015

Kita selalu merasa kurang, sementara keserba-lebihan sedang dan akan selalu kita miliki. Pada akhirnya, kelebihan kita hanya menuntut, padahal sempat merasa lebih sementara sejatinya akan selalu dalam keadaan berlebih. - To the Campaign in Vain. Mix media | --/2017

All the new truth seems only lead to brute and the only thing we could rely on for now just collective lie from personal to personal denial. - The Sanctuary of Heresy. Mix media | 2016

Balance is a property of duality. In its complete state, beside the omnipotent fate, the impossibility of peace has no mean. It would be rational, simple enough to just imagine its existence. And, with a single complete balance, utopia would not just a dream over dream. - The Avestan's Warstar. Mix media | 2016

This is the part where I used to write a dramatic caption. You used to read it and speculating what kind of people I am. But simply, I'm just a boy with pretty simple idea: living peacefully in heaven while happily bring a constant flaming titanic meteor to any part of the world. Voila, now you know. - The Peaceful Part of Chaos. Mix media | 2017

Kita berlomba. Kebanyakan diantaranya mengejar juara, melayakan nama pada suatu skala. Sisanya hanya demi menghibur waktu, yang kerap tak berisi-tak berlagu. - Dystopian. Mix media | 2014