Please Enable Javascript for Optimal Feature Usage Then Refresh This Page

WIRACARITA WAYANG JAWA

Character Design, Digital Painting, Illustration

12204 10 2

WIRACARITA WAYANG JAWA

Character Design, Digital Painting, Illustration


Wiracarita Wayang Jawa by Ophand Albana (ophanda),desain karakter,digital painting,ilustrasi
Anoman, salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu dan tokoh dalam pewayangan Jawa yang termuat dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih, putera Batara Bayu dan dewi Anjani seorang wanara wanita. Anoman merupakan ksatria wanara yang membantu Rama merebut kembali Sinta dari tangan Rahwana. Anoman adalah salah satu makhluk abadi, ia tidak bisa mati, dan dia terus ada hingga era Jayabaya. "karena setiap karya punya cerita" - Dramarupa
Wiracarita Wayang Jawa by Ophand Albana (ophanda),desain karakter,digital painting,ilustrasi
Wisanggeni merupakan tokoh istimewa yang tidak ada dalam Mahabarata. Ia merupakan tokoh asli ciptaan pujangga Jawa. Kisah kelahiran Wisanggeni diawali dengan kecemburuan Dewasrani, putra Batari Durga terhadap Arjuna yang menikahi Batari Dresanala. Dewasrani merengek kepada ibunya supaya memisahkan perkawinan mereka. Durga pun menghadap kepada suaminya, yaitu Batara Guru, raja para dewa. Atas desakan Durga, Batara Guru memerintahkan Brahma menceraikan Arjuna dan Dresanala. Keputusan ini ditentang oleh Batara Narada selaku penasihat Batara Guru. Brahma kembali ke kahyangan dan segera menyuruh Arjuna pulang ke dunia. Setelah Arjuna pergi, Brahma mengeluarkan janin yang dikandung Dresnala secara paksa. Dresanala pun melahirkan sebelum waktunya. Durga dan Dewasrani datang menjemputnya, sementara Brahma membuang cucunya sendiri yang baru lahir itu ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Narada diam-diam mengawasi semua kejadian tersebut. Ia pun membantu bayi Dresanala tersebut keluar dari kawah. Secara ajaib, bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda. Narada memberinya nama Wisanggeni, yang bermakna "racun api". Hal ini dikarenakan ia lahir akibat kemarahan Brahma, sang dewa penguasa api. Selain itu, api kawah Candradimuka bukannya membunuh justru menghidupkan Wisanggeni. Atas petunjuk Narada, Wisanggeni pun membuat kekacauan di kahyangan. Tidak ada seorang pun yang mampu menangkap dan menaklukkannya, karena ia berada dalam perlindungan Sanghyang Wenang, leluhur Batara Guru. Batara Guru dan Batara Brama akhirnya bertobat dan mengaku salah. Wisanggeni digambarkan sebagai pemuda yang terkesan angkuh. Namun hatinya baik dan suka menolong. Ia tidak tinggal di dunia bersama para Pandawa, melainkan berada di kahyangan Sanghyang Wenang, leluhur para dewa. Dalam hal berbicara, Wisanggeni tidak pernah menggunakan basa Krama kepada siapa pun, kecuali kepada Sanghyang Wenang. "karena setiap karya punya cerita" - Dramarupa
Wiracarita Wayang Jawa by Ophand Albana (ophanda),desain karakter,digital painting,ilustrasi
Antareja adalah tokoh yang tidak ada dalam kitab Mahabharata, karena asli ciptaan pujangga Jawa. Ia merupakan putra sulung Bima yang lahir dari Nagagini putri Batara Anantaboga, dewa bangsa ular. Bima meninggalkan Nagagini dalam keadaan mengandung. Antareja lahir dan dibesarkan oleh Nagagini sampai ketika dewasa ia memutuskan untuk mencari ayah kandungnya. Dengan bekal pusaka Napakawaca pemberian Anantaboga yakni sisik ular yang membuatnya kebal terhadap segala macam senjata dan Cincin Mustikabumi pemberian Nagagini yang memiliki kesaktian menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi ataupun tanah serta dapat menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Antareja juga dapat hidup dan berjalan di dalam bumi. Antareja memiliki lidah yang sangat mematikan, makhluk apapun yang dijilat bekas telapak kakinya akan langsung menemui kematian. Antareja memiliki sifat jujur, pendiam, rela berkorban, dan sangat percaya kepada Sang Maha Pencipta. Ia meninggal menjelang perang Bharatayuda atas perintah Krishna dengan cara menjilat bekas telapak kakinya sendiri sebagai tabuk tawur, tumbal kemenangan Pandawa. "karena setiap karya punya cerita" - Dramarupa
Wiracarita Wayang Jawa by Ophand Albana (ophanda),desain karakter,digital painting,ilustrasi
Raden Gatotkaca, yen perang ora nate migunakake gaman. Yen mithing gulune mungsuh, dipluntir nganti pothol. Siyunge aran Siyung Kencana. Yen nyakot mungsuh, mungsuhe bisa tiwas. Amarga gagah prakasa, sekti mandraguna, tinatah mendat jinara menter, mula diumpamakake satriya otot kawat, balung wesi, sungsum gegala, driji gunting, kulit tembaga, sikut palu, dhengkul paron. Ngagem Kotang Antrakusuma marakake bisa mabur tanpa elar. Bisa mletik tanpa suthang. Gatotkaca sang Ksatria Pringgadani merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal dalam Pewayangan Jawa. Berwujud separuh manusia dan separuh raksasa. Ia merupakan anak kedua Bima, hasil perkawinannya dengan ratu Raksasa bernama Arimbi. Ia merupakan saudara tiri dari Antareja dan Antasena. Pada malam ke-14 perang Bharatayuda Gatotkaca gugur, ia menggempur pasukan Kurawa habis-habisan. Itulah hari dimana Kurawa kehilangan prajurit dalam jumlah yang luar biasa banyak. Saat itu Duryudhana memaksa Karna menyerang perkemahan Pandawa pada malam hari. Karna berangkat meskipun hal itu melanggar peraturan perang. Pandawa tahu bahwa Korawa akan melancarkan serangan malam, pihak Pandawa mengirim Gatotkaca untuk menghadang karena Gatotkaca memiliki Kotang Antrakusuma yang ia pakai mampu memancarkan cahaya terang benderang. Singkat cerita Gatotkaca bertarung melawan Karna, pemilik pusaka Kontawijaya. Karna pun melepaskan pusaka tsb ke arah Gatotkaca. Gatotkaca mencoba menghindar dengan cara terbang setinggi-tingginya. Namun pusaka tsb terus mengejar kemanapun ia terbang hingga akhirnya menusuk pusar Gatotkaca. Pusaka tsb melebur dengan sarungnya, yaitu Kayu Mastaba yang masih tersimpan di dalam perut Gatotkaca sejak bayi. Gatotkaca gugur dan mayatnya menimpa kereta Karna. Kereta tersebut hancur dan pecahannya melesat menewaskan prajurit Kurawa yang ada di sekitarnya. "karena setiap karya punya cerita" - Dramarupa
Wiracarita Wayang Jawa by Ophand Albana (ophanda),desain karakter,digital painting,ilustrasi
Antasena, putra bungsu Bima hasil perkawinan dengan Urangayu, putri Batara Baruna sang Dewa Laut. Ia merupakan saudara tiri dari Antareja dan Gatotkaca. Ia diserahkan kepada Sang Hyang Antaboga untuk dididik menjadi satriya. Dalam berbicara dengan siapa pun, ia selalu menggunakan bahasa ngoko sehingga seolah-olah tak mengenal tata krama. Namun hal ini justru menunjukkan kejujurannya di mana ia memang tidak suka dengan basa-basi duniawi. Dalam hal kesaktian, Antasena dikisahkan sebagai putra Bima yang paling sakti. Antasena meninggal secara moksa bersama sepupunya, yaitu Wisanggeni, putra Arjuna. Keduanya meninggal sebagai tumbal kemenangan para Pandawa menjelang meletusnya perang Bharatayuda. "Karena setiap karya punya cerita" - Dramarupa
Wiracarita Wayang Jawa by Ophand Albana (ophanda),desain karakter,digital painting,ilustrasi
Setelah dibuka oleh Hanoman di era Ramayanan seri Wayang Jawa ini ditutup oleh Werkudara sang Pandawa Terkuat di akhir era Mahabharata. Werkudara atau yang memiliki arti perut Srigala, ia adalah pahlawan perang Bharatayuddha selain Arjuna. Dialah yg mengalahkan Duryudhana sang pemimpin Kurawa di pertarungan pamungkas perang Bharatayuddha di Kurukshetra. Dalam perang tersebut ia kehilangan semua putranya yaitu Antareja, Gatotkaca, dan Antasena, yang semuanya merupakan anak-anak hybrid hasil hubungannya dengan wanita dari ras-ras lain. Ketiga putranya tersebut ditumbalkan untuk mencapai kemenangan atas Kurawa. Ia merupakan Pandawa kedua dan juga seorang manusia setengah dewa karena ia sebenarnya adalah putra Batara Bayu sama seperti Hanoman. Beberapa ciri keturunan Batara Bayu ialah Kampuh Poleng Bang Bintulu. Terima kasih sudah mengikuti seri wayang ini. "Karena setiap karya punya cerita" - Dramarupa
Wiracarita Wayang Jawa by Ophand Albana (ophanda),desain karakter,digital painting,ilustrasi
: : Epilog : : Dengan berakhirnya Bab Pewayangan Jawa ini, kami ucapkan akan menceritakan sedikit hidden message pada karya ini, karena setiap karya punya cerita. 1. Semua tokoh diambil dari tokoh Wayang Jawa yg eksklusif dan yang terkenal. 2. Timeline cerita dimulai sejak era Ramayana hingga Mahabharata. 3. Warna jika diurutkan secara horizontal merupakan warna analog, dan bila diurutkan secara vertikal merupakan warna komplementer. 4. Setiap warna menunjukkan waktu yang memiliki selisih 4 jam sekaligus menunjukkan tokoh mana yang lebih dulu ada dan yang tetap ada di akhir cerita. 5. Semua tokoh eksklusif Wayang Jawa dimatikan sebelum perang Bharatayuddha karena semua tokoh tersebut merupakan rekaan dari para pujangga Jawa yang tidak ada dalam kitab Mahabharata yang berasal dari India. 6. Semua anak Werkudara (Bima) mati dalam perang Bharatayuddha. 7. Pembuka Hanoman (dari era Ramayana, lebih dulu daripada Mahabharata) dan penutup Werkudara (salah satu yang berdiri terakhir di era Mahabharata). Hanoman dan Werkudara itu bersaudara yang berasal dari satu bapak yaitu Batara Bayu. Senjata mereka sama, bahkan atribut mereka pun mirip. "Karena setiap karya punya cerita" - Dramarupa
You've liked some projects from this user.

VISITOR COMMENTS
Please log in to post visitor message..
PROJECT BY

ABOUT THE PROJECT
Saat ini budaya Jawa semakin tergerus oleh budaya-budaya luar. Budaya leluhur kita semakin tidak populer di kalangan generasi milenial. Salah satu penyebabnya karena sedikitnya pengembangan budaya yang dari dulu hanya itu-itu saja. Saya bersama Dramarupa mencoba untuk mengenalkan budaya Jawa ke generasi selanjutnya.

Pada kesempatan ini kami akan menceritakan tentang budaya Jawa Bab Wayang.

Dalam cerita baik Ramayana maupun Mahabharata ada beberapa tokoh yang eksklusif hanya ada di Pewayangan versi Jawa, beberapa memiliki perbedaan cerita dari versi India. Berikut inilah beberapa kisahnya.

Uploaded 14 June 2019

TAGS

STATISTICS
12204 views
10 likes
2 comments