Share this project :

VISITOR COMMENTS

 

PROJECT BY

Tentang Tanah dan Elegi

Peradaban ini...
Bermula wangi semerbak dupa
Tanpa bayang. Tiada bimbang
Seribu panji tentang tanah tercinta
Masih tergenggam di hulubalang
Pula berjejer liar pohon cemara
Bercahaya. Terang. Matang
Meluruh damai. Bersujud kami

Masihlah elok matahari
Seraya mengelabui sepi

Suatu ketika matahari lengah
Tiran merobek kisah indah tentang tanah
Melepas tirani di segala sisi
Menghambur dusta. Sebarkan duri

Peradaban ini...
Perlahan bergejolak beringas
Di seluruh penjuru negeri dieksploitas
Lalu tiran meniduri anak tirinya
Beranak. Berkembang biak
Dan tumbuh sebagai bajingan
Nafsunya lapar. Keinginannya besar
Ia melahap apapun
Berkedok menata kota namun mencipta luka

Adalah tanah tempat berdiri
Adalah tanah tempat merangkai mimpi
Adalah tanah tempat lahir kami
Begitulah panji bumi pertiwi
Bukan tanah untuk jual beli
Bukan tanah untuk memuaskan diri
Bukan tempat tirani melepas birahi

Matahari kini dibajak hingga keluar jalur
Dibungkam nyanyian tidur
O Tanah babak belur. Tanah gugur

Sementara para hulubalang;
Terjerat ilusi investor asing
Mereka candu duniawi
Dengan menjual mimpi
Mereka bersekutu dengan tirani
Memperkosa tanah tanpa henti
Tak peduli lagi pada panji pertiwi

Apakah kami (rakyat) hanya berdiam?
Merintih. Menahan dendam
Tidak. Tak akan!
Walau matahari dibungkam paksa
Rembulan disekap lara
Kami sedia melepas kesumat dendam

Bergerak! Memberontak!
Busungkan niat. Lantangkan seruan
Lawan! Lawan! Lawan!

Biar diam mereka aliansi tiran
Melihat keteguhan perjuangan

Kita tunjukkan sesuatu yang tak terduga
Kendalikan amarah dan energi
Hancurkan hegemoni tirani
Susun strategi. Konsolidasi nasional!
Revolusi total adalah harga mati!
Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan!


Faturgz
Jakarta 5 Desember 2016

collage

collahe

kolase

literasi

puisi