Aku tahu, di dalam ragamu ada jiwa. Dalam jiwamu, ada mereka. Tidak, bukan. Mereka bukan orang lain. Mereka masihlah kamu. Sebutah mereka emosi. Aku tahu. Ketika kamu naik pitam, satu dari mereka berkuasa. Ketika kamu susah hati, satu dari mereka berkuasa. Satu per satu mereka bertukar. Dan kin iaku tahu bagaimana jiwamu yang sesungguhnya.

Dalam sebuah imaji, dunia dibalik tiga ratus sekian derajat. Binatang berbicara, binatang menari, binatang bekerja, dan semuanya. Dalam sebuah kedai, hidung mereka mencium bau asing nan berbeda dari sebuah pengunjung yang telah 'menemukan' mereka.

Gender equality, katanya. Gadis itu terus-terusan menggerutu dalam batinnya yang sunyi. Kesal menggerayangi seisi hatinya, merasakan bertapa menyedihkannya kehidupan sosial di sekitarnya. Perempuan tak diijinkan menjadi menteri, sekali lagi ia membatin. Kalimat-kalimat kolot tersebut masih mencekiknya di bawah sinar malam bersama asap yang keluar dari mulutnya.