ANDHIKA BHAYANGKARI - THOMASHANANDRY
SALIN
Imaji Andhika Bhayangkari
Aktifitas menciptakan musik sering ciptakan orang sebagai ungkapan perasaan, termasuk sebuah cerita atau dongeng yang indin disampaikan oleh penciptanya. Dalam tingkatan tertentu, semiotika digunakan dalam penciptaan lagu untuk menutupi atau menyembunyikan sebuah makna, yang akhirnya melahirkan visual yang berbeda-beda dalam imajinasi para pendengarnya. Realita ini memberikan ilham dan secara spontan mengekspresikan imajinasi tersebut dalam sebuah karya cat air. Aktifitas ini adalah sebuah bentuk karya seni visual konvensional yang menyajikan visual dari imajinasi yang didapat dari lagu Andhika Bhayangkari.
MITOS BHAYANGKARI
Fakta di atas adalah hal yang sangat umum dilakukan oleh perupa, pada pembuatan konsep karya yang mengubah tanda menjadi sebuah karya visual. Bagi Roland Barthes, tatanan pertandaan menghasilkan sebuah mitos, dimana “___ tatanan pertandaan pertama merupakan landasan kerja Saussure tentang hubungan signifier (penanda) dan signified (pertanda) yang menghasilkan makna denotatif, sedangkan tatanan kedua melahirkan tanda bersifat konotatif ” .
Lirik lagu Andhika Bhayangkari secara singkat menggambarkan konsep pembentukan negara. Para prajurit Andhika bayangkari yang menciptakan Sapta Marga yang selanjutnya tercipta Pancasila yang terkandung Bhineka Tunggal Ika di dalamnya (signifier) mewujudkan bentuk sebuah negara yang bernama Indonesia (signified) adalah makna denotatif dari dari lagu tersebut yang menjadi form pada konsep mitos. Sedangkan pemaknaan konotatif dilihat dari konsep berdirinya sebuah negara. Dalam konsep pembentukan negara, Aristoteles menganalogikannya dengan “___oganisme tubuh. Negara lahir, dalam bentuknya yang sederhana (primitif), kemudian berkembang menjadi negara kuat dan dewasa, setelah itu hancur, tenggelam dalam sejarah” . Di sini nampaklah concept bahwa, bahwa negara bersifat rapuh, dan yang dapat memperkuat negara adalah masyrakat yang ada di dalamnya yang organis. Negara yang kuat akan kembali rapuh selanjutnya hancur bila masyrakatnya menjauh dari sifat organis, hal ini dapat dilihat dari latar belakang kreator lagu yang tahun 60an banyak memperbincangkan tentang ideologi negara. Kemudian signification yang muncul adalah ‘Kebesaran Negara Indonesia’ -sehingga siapapun yang menjadi warga negaranya harus memperkuatnya tanpa syarat-.
VISITOR COMMENTS
Please log in to post visitor message..